Mengapa di Amerika Sering Terjadi Kebakaran Besar? Ini Penyebabnya
Jakarta - Kebakaran Los Angeles sedang menjadi sorotan di dunia. Sejak berkobar pada 7 Januari 2025 lalu, kebakaran telah melahap lebih dari 23.700 hektare, menghancurkan lebih dari 5.300 bangunan, dan membuat ratusan ribu orang dievakuasi.
Kebakaran dahsyat yang menimpa Los Angeles bukan pertama kalinya terjadi di Amerika Serikat. Wilayah ini telah dilanda kebakaran besar dari tahun ke tahun.
Pada Agustus 2023, kebakaran hutan Maui di Hawaii pun menjadi sorotan dunia. Kebakaran ini menimbulkan kerusakan besar dan menewaskan sedikitnya 100 orang.
Setahun setelahnya pada 2024, kebakaran juga terjadi di hutan Texas. Di wilayah Smokehouse Creek, kebakaran melahap sekitar 1,1 juta hektar dan ini menjadi salah satu kebakaran terbesar dalam sejarah AS.
Jika merunut lebih jauh, bahkan kebakaran besar sudah terjadi di AS sejak 1971. Kebakaran terus membakar lebih banyak hektar lahan. Jumlah rata-rata hektar lahan yang terbakar setiap tahunnya terus meningkat sejak tahun 1950, demikian dilansir situs NASA.
Faktor yang Menyebabkan Seringnya Kebakaran di AS
1. Kondisi Lahan yang Dihuni Vegetasi Kering
Wilayah AS yang begitu luas, banyak yang terdiri dari lahan kosong berupa hutan atau semak. Hal ini sering kali menumbuhkan berbagai tanaman rimbun setelah periode hujan lebat usai.
Namun, suburnya tanaman rimbun bisa menjadi petaka saat musim panas yang kering. Perpaduan cuaca kering dan vegetasi yang mudah terbakar, berpotensi memicu kebakaran hutan.
"Ketika memasuki periode cuaca yang lebih kering, vegetasi mengering dengan sangat cepat dan jumlahnya lebih banyak. Ibaratnya seperti menimbun bahan yang mudah terbakar," ucap Rory Hadden, peneliti ilmu kebakaran di Universitas Edinburgh, dilansir BBC News.
2. Ulah Manusia
Menurut data Wildland Fire Management Information (WFMI) dan Arsip Data Penelitian Dinas Kehutanan AS tahun 2000-2017, hampir 85 persen kebakaran hutan di Amerika Serikat disebabkan oleh manusia.
Kebakaran yang disebabkan oleh manusia diakibatkan oleh api unggun yang tidak dijaga, pembakaran puing-puing, penggunaan dan malfungsi peralatan, pembuangan rokok yang sembarangan, dan tindakan pembakaran yang disengaja.
Hal ini masih diperparah dengan pembangunan kota di sekitar lahan liar, yang meningkatkan risiko kebakaran.
Di wilayah Los Angeles sendiri, kebakaran yang terjadi dari 1992 hingga 2020 dipicu oleh aktivitas manusia. Hal ini diungkapkan oleh profesor klimatologi di Universitas California, Merced, John Abatzoglou.
Ia meneliti data kejadian kebakaran pemerintah selama 30 tahun di Los Angeles County. Hasilnya, diketahui bahwa penyebab paling umum kebakaran hutan adalah kecelakaan yang berhubungan dengan kendaraan dan peralatan lainnya.
"Lebih dari 95% di antaranya adalah kebakaran yang dipicu oleh manusia," ungkapnya dilansir NBC News.
3. Kondisi Iklim
Selain ulah manusia, faktor alam juga berpengaruh terhadap kebakaran hutan yang sering terjadi AS. Hal ini seiring dengan perubahan iklim yang ekstrem di berbagai wilayah.
Pakar kebakaran hutan di Pusat Penelitian Langley NASA, Amber Soja, mengatakan kondisi cuaca yang memicu kebakaran antara lain suhu tinggi, kelembapan relatif rendah, kecepatan angin tinggi, dan curah hujan rendah.
Menurutnya, kombinasi ini dapat meningkatkan kekeringan dan membuat vegetasi di wilayah barat lebih mudah terbakar.
"Kondisi kebakaran tersebut dipengaruhi oleh cuaca dan iklim. Cuaca akan berubah seiring dengan pemanasan bumi, dan kami melihat hal itu terjadi," kata Soja.
Meski dalam cuaca hujan, kebakaran di AS juga bisa terjadi. Misalnya dipicu oleh jenis petir panas yang memiliki arus dengan tegangan lebih kecil. Kebakaran biasanya dipicu oleh sambaran petir panas yang bertahan lama.
Di sisi lain, kebakaran yang sudah berkobar bisa diperparah dengan keberadaan tiupan angin kencang. Misalnya seperti kebakaran yang baru terjadi di Los Angeles.
Menurut pakar, kebakaran Los Angeles bisa meluas dengan cepat karena angin kencang yang menggerakkan api dari lereng gunung di sebelah barat. Api merambat melalui vegetasi kerang dan melahap kawasan Pacific Palisades di dekat Santa Monica.
Selain itu, juga ada angin yang datang dari pusat Gurun California yang dikenal sebagai angin Santa Ana atau Fhn. Angin ini dilaporkan mencapai lebih dari 160 kilometer/jam dan menyebabkan kebakaran hutan berperilaku tidak menentu.
"Angin [Santa Ana] sangat kering dan bergerak dengan amat cepat. Begitu api mulai menyala, sangat mudah bagi angin untuk mencengkeramnya. Kobaran pun membesar dan menyebar begitu cepatnya," ujar pakar ilmu kebakaran Hadden.
4. Kumpulan Segala Faktor
Kumpulan dari faktor yakni kondisi lanskap, aktivitas manusia, hingga alam, membuat kebakaran besar kerap terjadi di wilayah Amerika Serikat. Kondisi ini, bahkan telah disorot oleh ilmuwan lantaran perubahan iklim yang terus terjadi.
Laporan World Economic Forum (WEF) menunjukkan bahwa perubahan iklim menjadi salah satu penyebab adanya 'musim kebakaran hutan' di musim panas. Kekeringan tahunan menjadi lebih parah, sehingga api mudah menyebar.
Selain itu, peristiwa cuaca ekstrem, yang ditandai dengan badai petir dan angin kencang, juga semakin sering terjadi. Misalnya seperti yang terjadi pada Kebakaran Bootleg yang terjadi di Oregon dan kebakaran yang memecahkan rekor di California dan Colorado pada 2020.
Berbagai kumpulan faktor ini yang kemudian membuat AS selalu diintai oleh kebakaran hutan dari tahun ke tahun.
Penelitian, bahkan telah menunjukkan bahwa pemanasan global diperkirakan akan meningkatkan jumlah kebakaran yang sangat besar (lebih dari 50.000 hektar) di Amerika Serikat bagian barat, pada pertengahan abad ini (2041-2070)...............kdslot
Post a Comment