Media Asing Soroti Candu Gunung-Gunung Api RI, meski Mematikan
kdslots - Gunung Bromo dan Marapi menjadi sorotan dunia ketika meletus. Meski mematikan, gunung-gunung itu memiliki daya pikat yang luar biasa bagi wisatawan.
"Meski mengalami tragedi baru-baru ini, gunung vulkanik Indonesia terus bertumbuh dalam ketenaran," begitulah judul artikel media Australia ABC pada Kamis (18/1/2024).
Awalan artikel dibuka dengan wawancara pemandu wisata Gunung Bromo, Junaedi. Junaedi berkata bahwa turis kerap terganggu dengan belerang yang serupa bau telur busuk yang keluar dari kawah, beberapa dari mereka mengalami batuk bahkan muntah.
Junaedi mencari nafkah dengan membawa wisatawan ke Gunung Bromo, salah satu gunung berapi aktif paling terkenal di Indonesia. Menurut Junaedi, gunung dengan tinggi 2.329 meter itu mudah diakses dan aman untuk dikunjungi.
ABC kemudian menulis bahwa Indonesia baru mendeklarasikan zona eksklusi satu kilometer di dekat kawah pada tahun 2019. Namun dalam perkembangannya, pihak-pihak terkait memastikan agar kunjungan ke puncak tetap stabil.
Salah satu bencana yang membuat wisata gunung berapi kecolongan adalah tragedi Gunung Marapi di Sumatera pada 3 Desember 2023. Dari catatan ABC, 75 pendaki naik ke Gunung Marapi, 24 tewas, dua selamat karena berhasil melarikan diri.
Meski mengalami tragedi mematikan, namun korban selamat mengaku tidak trauma dan tetap akan mendaki jika ada kesempatan lagi.
"Dalam kasus Indonesia, pemahaman saya adalah mereka memiliki sistem pemantauan yang baik, kemampuan yang baik dan jaringan pemantauan yang solid," kata Dr Casas Ramos, seorang ahli geokimia.
Ia cukup prihatin dengan tragedi yang terjadi di Gunung Marapi. Karena, pihak berwenang telah melarang pendakian dalam jarak 3 km dari kawah karena aktivitas gunung berapi sedang berlangsung. Namun, para pendaki tetap bisa mendaki gunung secara rutin.
"Masyarakat terlalu terbiasa dengan aktivitas vulkanik, sehingga mereka mengabaikan risikonya, atau ada bencana di mana gunung berapi tidak meletus selama ratusan tahun. Jadi mungkin orang mempunyai gagasan tentang risiko seperti itu," kata dia.
Ramos berpendapat bahwa yang terjadi di Gunung Marapi merupakan salah satu dari dua hal yang disampaikannya.
"Masyarakat sudah kehilangan gagasan tentang risiko," kata dia.
Setelah mempelajari gunung berapi dari dekat di seluruh dunia, Ramos sangat menyadari mengapa pendaki terus mengambil risiko.
"Begitu sampai di puncak, perasaan yang didapat membuat mereka kagum. Anda dapat memahami bahwa bumi ini hidup, Anda memahami betapa kecilnya manusia jika dibandingkan dengan kekuatan bumi," katanya.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Junaedi, tragedi Marapi tidak membuat orang enggan mendaki gunung berapi lainnya.
"Tidak menurun sama sekali, justru wisatawan yang datang semakin banyak," kata Junaedi.
"Sebagai pemandu, tanggung jawab kami adalah memastikan mereka kembali ke rumah dengan selamat," dia menegaskan.
Post a Comment